By David DS Lumoindong
TOMBULU adalah negara sistem republik kuno kepala negara disebut Ukung Wangko Pakasaan setara istilah President. TOMBULU, dengan pusat pemerintahan Mayesu.Ukung Wangko Pakasaan yang di masa selanjutnya di sebut Ukung Wangko Walak yang memimpin wilayah negara pemekaran dari Pakasaan, seperti KAKASKASEN
MAYESU/Nimawale
Mata air Muung Lokasi awal muncul nya istilah Tou Muung (Tomohon).
Nawanua Kakaskasen sempat berpindah dua kali, setelah konsentrasi penduduk Tombulu di Maiesu, Kinilow tua, mulai pecah dan berpencar di masa akhir pemerintahan Tonaas Makiohlor (Makiohloz, Ohlor).
Tonaas Ruru keluar dari Maiesu dan mendirikan Nawanua Kakaskasen pertama (kini masuk Kelurahan Kakaskasen I). Nawanua diperkirakan mencakup hingga ke Nawale Kinilow, di bagian bernama Lewet, sekitar 2 kilometer baratdaya Kinilow. Nawale atau Nawanua Kakaskasen-Kinilow berperan sebagai pusat pemerintahan Pakasaan Kakaskasen sampai Spanyol lalu Belanda berkuasa di Tanah Minahasa.
Masa itu, nama Kakaskasen sudah lazim dipakai, seperti telah dicatat Padri Palomino tahun 1619 itu sebagai Cascasse. Sama dilafalkan Gubernur Maluku di Ternate Dr.Robertus Padtbrugge tahun 1682. Padtbrugge malah mencatatkan penduduk Kakaskasen sebanyak 100 awu atau sekitar 500 jiwa. Banding penduduk Tomohon (bersama Kamasi dan Talete) 880 awu (4.400 jiwa),Sarongsong 70 awu (350 jiwa), dan Tombariri di Katingolan Woloan 400 awu (2000 jiwa).
Ibukota Pakasaan Kakaskasen kembali ke Nawanua Kakaskasen setelah timbul perang pengusiran Spanyol tahun 1644.
Nimawanua Kolongan, kota tua Kakaskasen di Nawanua ditinggalkan gara-gara terjadinya gempa bumi hebat tanggal 8 Februari 1845. Parahnya, karena bersamaan pula gunung Lokon meletus. Namun, berbeda dengan negeri tua lainnya, sebelum terjadi gempa penduduk telah meninggalkannya.
Awal tahun 1845 penduduk Kakaskasen di Mawanua telah melihat tanda-tanda gunung Lokon akan meletus. Mereka mawas diri. Pikir mereka muntahan lahar yang disertai semburan pasir, batu berapi dan debu akan gampang menimpa pemukimannya, seperti pada peristiwa sebelumnya yang menelan banyak korban dan rumah-rumah hancur.
Karenanya dengan dipimpin oleh Kawengian Lasut, tonaas yang dikirim dari Lota, penduduk berpindah ke arah barat, membangun negerinya dengan pusat sekarang, kira-kira di Kelurahan Kakaskasen II. Nama negerinya adalah tetap Kakaskasen, seperti sebelumnya.
Di lokasi Kakaskasen baru inilah pada tanggal 21 Januari 1845 berlangsung pembaptisan pertama atas 70 orang Kristen pertama Kakaskasen oleh Pandita Nicolaas Philip Wilken.
Sangkaan penduduk sebelumnya memang terbukti. Dikisahnya, gunung Lokon meletus dahsyat, diikuti gempabumi awal Februari 1845. Lahar gunung Lokon mengalir melalui sungai Pasahapen yang menyatu dengan sungai Taingkere menuju ke utara liwat Kinilow.
Sisa-sisa lahar yang membeku masih dapat disaksikan hingga kini di lokasi mataair panas Pasahapen di Kakaskasen I, licin persis porselin. Meski pun selamat dari bencana, tetapi tidak urung penduduk menderita. Mereka terpaksa menanak nasi dengan menggunakan buluh tambelang.
Luas dan besarnya Knilow Tu’a Itu, memanjang dari Utara ke Selatan kira-kira 2 km dan terietak kira-kira 1 km sebelah barat Kinilow sekarang yang dinamai NAWANUA (bekas negeri). Lokasinya mulai dari tempat bernama Zano Pasu’ sebelah barat Desa Kinilow, memanjang ke selatan sampai ke sekolah Seminari di jalan Kayawu, Kaskasen ill Tomohon
Kira-kira pada abad ke XVIII, pada pemerintahan Walak Kaparang rakyak Kinilow berpindah dari Wanuä Kinilow Tua ke Kiniow Weru (Kampung Kinilow yang sekarang) Mereka hanya terdiri dari beberapa keluarga yang pada umumnya masih bersaudara. Di kemudian hari sangat sulit bagı muda mudi untuk mencari pasangan hidup karena pada umumnya mereka masih ada ikatan keluarga (dalam bahasa sehari-hari disebut famili”), padahal tradisi menentukan bahwa anak-anak tidak diperbolehkan kawin kalau baru pada keturunan tingkat ketiga. Yang diperkenankan kalau sudah pada tingkat ke empat. Apabila hukum adat ini terpaksa harus dilanggar maka ada syaratnya ialah: Sawutan Un Tawaana. Kaapa Mahali Un Patitewel artinya apa yang menjadi tuntutan dar orang tua wanita tidak boleh ditawar-tawar lagi Apabila hukum ini dilanggar (tidak dipenuhi) maka ada akibatnya berupa bisa mendapat keturunan yang cacat atau yang lain-lain. Mungkin juga sedikitnya keluarga-keluarga yang datang di Kinilow Baru disebabkan lokasinya yang sempit karena diapit oleh dua buah sungai yaitu sungai Eris di sebelah timur dan sungai Zanopasuk di sebelah barat desa.
SITUS TERSISA
Kini Nawanua, negeri yang ditinggalkan di tahun 1845 itu tinggal menyisakan sekitar 12 waruga berukuran sedang dan kecil. Juga sisa-sisa parit dan mataair Kinaskas di sebelah barat kumpulan waruganya. Mata air Kinaskas tersebut menjadi sumber tercetusnya nama Kakaskasen oleh leluhurnya bernama Makiohlor beberapa abad sebelumnya Nama yang baru diukir kemudian. *) Terakhir dilihat, kesemua waruga tersebut tampak tidak terawat, terkecuali dua waruga yang sering dikunjungi para tonaas. Semak-belukar menyembunyikan waruga-waruga tersebut dari penglihatan. Menurut Frans Sangi, warga dari Kelurahan Kamasi, salah satu waruga tersebut adalah kubur dari leluhurnya bernama Tumalun tokoh pahlawan legendaris yang peninggalannya berupa senjata bermata tiga berada di tangannya.
Agak ke timur Nawanua, kini masuk Kelurahan Kakaskasen berada Watu Pasuwengan, tempat Lokasi ini sebagai tempat Dotu Toar dilahirkan. Sebagian kompleks Watu Pasuwengan sekarang menjadi Auditorium Bukit Inspirasi milik GMIM. Disumbangkan pemiliknya Hans Pandelaki, mantan Menteri Negara Bidang Keuangan tahun 1964-1965.
Waruga sisa sekitar 12 di Nawanua, Waruga banyak di Nawanua telah di pindah kan oleh Gubernur Worang diantaranya waruga dotu Pinontoan, Worang, Kalalo.